MEKANISME REAKSI-REAKSI OKSIDASI PADA SENYAWA ORGANIK
“MEKANISME REAKSI-REAKSI
OKSIDASI PADA SENYAWA ORGANIK”
Pada materi kimia organic reaksi
oksidasi yaitu dikenal dengan reaksi lepasnya electron oleh suatu atom,dan juga
terjadinya kenaikan bilangan oksidasi . jika suatu molekul memperoleh oksigen
atau kehilangan hidrogennya maka molekul itu dikatakan telah teroksidasi.
1. Oksidasi aldehid
dan keton
Digunakan
untuk membedakan senyawa tersebut merupakan aldehid atau keton. pereaksi yang
biasa digunakan yaitu tollens,fehling,dan benedict.
Oksidasi aldehid
menggunakan pereaksi tollens (Ag2O)
(terlihat
jelas bahwa molekul aldehid memperoleh O dari pereaksi tollens)
Oksidasi aldehid
dengan menggunakan pereaksi fehling(Cu2O)
(terlihat
jelas bahwa molekul aldehid memperoleh O dari pereaksi fehling)
2. Oksidasi alcohol
Alkohol
dapat dioksidasi menjadi keton,aldehid,atau asam karboksilat,dimana alcohol primer
ketika dioksidasi akan menghasilkan aldehid
dan asam karboksilat,alcohol sekunder ketika dioksidasi akan menghasilkan suatu
keton sedangkan alcohol tersier tak teroksidasi dalam suasana basa sedangkan
dalam suasana asam menghasilkan alkena.
Alcohol primer
(suatu alcohol
primer mula mula dioksidasi dulu menjadi aldehid.karena aldehid lebih mudah
dioksida daripada alcohol dan reaksi ini berjalan teru menerus hingga terbentuk
asam karboksilat)
Alcohol sekunder
Alcohol tersier
3.
Oksidasi eter
C2H5-O-C2H5
→ 2 CH3CHO
Dan
perlu diketahui bahwa meningkatnya keaadaan
oksidasi seperti gambar berikut:
PERMASALAHAN
1. mengapa keadaan
oksidasi C lebih meningkat pada senyawa turunan (aldehid,keton,alcohol dll)
dibandingkan senyawa asalnya yaitu alkana?
2. Mengapa alcohol tersier
tidak bisa dioksidasi dalam suasana basa?
3. Hal apa yang membuat
oksidasi eter bisa menghasilkan produk yang sama dengan oksidasi alcohol
asalnya?
Saya Wafiqah Alvia Ramadhani (047) akan menjawab Permasalahan no. 2
BalasHapusOksidasi pada senyawa organik umumnya melibat pelepasan atom hidrogen (H) yang bereaksi dengan oksigen (O) membentuk air (H2O).
Karena alkohol tersier tidak memiliki ikatan dengan atom hidrogen (H), maka alkohol tersier tidak dapat dioksidasi, sebab tidak ada atom hidrogen yang bisa dilepaskan.
Selain itu keton tidak memiliki atom karbon karbinol, yaitu atom karbon yang mengikat gugus –OH.
Terimakasih, semoga bermanfaat 😊
Saya Nadiya NIM A1C118073. Akan mencoba menyelesaikan permasalahan pertama. keadaan oksidasi C lebih meningkat pada senyawa turunan (aldehid,keton,alcohol dll) dibandingkan senyawa asalnya yaitu alkana karena alkana tidak memiliki gugus fungsi hanya berupa rantai atom karbon yang berikatan kovalen tunggal antar atom C dan atom H, alkana tidak memiliki ikatan hidrogen antar atom, alkana hanya memiliki gaya dispersi antar molekul yang kekuatannya lebih rendah dibandingkan ikatan hidrogen dan Alkana bersifat kurang reaktif dan cukup stabil, sedangkan senyawa turunan lebih reaktif karena dapat mengalami beberapa reaksi kimia dengan senyawa lain sehingga keadaan oksidasi C pada alkana cenderung lebih rendah artinya cenderung lebih sulit untuk mengalami reaksi oksidasi. Jadi keadaan oksidasi C lebih meningkat pada senyawa turunan dibandingkan senyawa alkana itu sendiri.
BalasHapusBaiklah saya Kelantan (023) akan menanggapi permasalahan no.3
BalasHapusOksidasi eter bisa menghasilkan produk yang sama dengan oksidasi alkohol asalnya dikarenakan keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter, memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air yang sama seperti reaksi oksidasi alkohol asalnya.
Semoga membantu.