MEKANISME BERSAING REAKSI SN1 DAN E1


MEKANISME BERSAING REAKSI SN1 DAN E1

Di blog sebelumnya kita sudah membahas tentang reaksi SN1 dan reaksi E1,nah ternyata pada kedua reaksi tersebut ada reaksi bersaing nya yang akan kita bahas pada blog kali ini. Lantas apa yang dimaksud dengan reaksi bersaing? Dan apa kegunaannya mereka bersaing? Untuk lebih jelasnya yukk lihat dibawah ini….

Sn1 dan E1  adalah kedua reaksi yang memiliki  perbedaan baik dari segi simbolnya dan juga satunya berupa reaksi substitusi dan satunya lagi berupa eliminasi.  reaksi subsitusi itu merupakan reaksi penggantian sedangkan pada reaksi eliminasi itu merupakan penghilangan dan biasanya menghasilkan alkena.

Pada reaksi bersaing ini reaksi SN1 lebih mendominasi dari pada reaksi E1 walaupun basa,nukleofil dan pelarut yang digunakan sama sama menyukai reaksi SN1 dan E1.  Reaksi SN1 bisa terwujud jika sesuatu yang dapat melarutkannya bersifat basa lemah. Sedangkan reaksi E1 dapat terwujud jika dilarutkannya basa yang lemah didalam pelarut yang polar. Reaksi persaingan antara SN1 dan E1 ini dapat terjadi pada basa lemah dan pelarut protik seperti etanol dan asam asetat.pada langkah mekanistik pertama, reaksi E1 dan SN1 tidak bersaing. Persaingan mulai terlihat dari alternatif mekanistik mengikuti langkah pertama. nukleofil (basis) dalam kompetisi SN1/E1 pada dasarnya bifungsional, dimana ia dapat mengabstraksi proton β dari ion karbonium pada reaksi E1, atau secara langsung dapat menyerang α karbon ion karbonium pada reaksi SN1. Seperti gambar berikut.
E1 mendominasi SN1jika kita pilih asam dengan lawan nukleofilik yang lemah [H2SO4, atau H3PO4], pada pelarut polar seperti air atau alkohol, dan panaskan.
Jika kita ingin SN1 mendominasi di atas E1, pilih asam seperti HCl, HBr, atau HI.
Selain itu, bersaing ini juga dipengaruhi dari temperatur dan strukturnya. misalkan jika temperatur nya tinggi, maka semakin mengarah terjadi ke reaksi eliminasi yang dalam hal ini E1. 

Permasalahan
 1.Hal apa yang membuat reaksi SN1 dan reaksi E1 bisa dikatakan reaksi bersaing?
2. Mengapa suhu dijadikan salah satu factor dalam penentu reaksi bersaing ini?
3.Mengapa pada tahap bersaing ini reaksi SN1 mendominasi daripada E1?

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Hai Desti, saya Dewi Mariana Elisabeth Lubis A1C118029 ingin membantu saudara untuk menjawab permasalahan saudara no.1

    Menurut saya kenapa SN1 dan E1 bersaing, karena SN1 dan E1 sama sama melalui 2 tahap dan juga bereaksi sama sama dengan basa lemah, sehingga dapat bersaing jika ingin menghasilkan produk
    Terimakasih semoga membantu :)

    BalasHapus
  4. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.. Hai desti. Saya siti ardiyah NIM A1C118004 akan mencoba menjawab pertanyaan Anda nomor 3. Pada reaksi saing antara SN1 dan E1, mengapa reaksi SN1 mendominasi daripada reaksi E1? Hal ini menurut saya bukan hanya reaksi SN1 saja yang dapat mendominasi daripada reaksi E1. Namun, reaksi E1 pula dapat mendominasi daripada reaksi SN1. Seperti yang Anda paparkan pula, bahwa bila reaksi SN1 ingin mendominasi daripada reaksi E1, maka perlu ditambah asam kuat seperti HCl, HBr dan HI. Sedangkan untuk mereaksikan E1 agar mendominasi daripada reaksi SN1 , maka digunakan nukleofilik asam seperti H3PO4 dan H2SO4. Sehingga saya menyimpulkan bahwa reaksi saing antara E1 dan SN1 dapat saling mendominasi apabila ditambahkan nukleofil yang cocok untuk salah satu reaksi mendominasi (baik reaksi E1 maupun SN1).

    BalasHapus
  5. Baiklah, saya ANDRIKA DWI SAKTI (A1C118025) akan menjawab no.2
    Suhu merupakan faktor penentu laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi dinaikkan maka partikel semakin aktif bergerak sehingga laju reaksi semakin besar dan hasil produk mendominasi reaksi E1. Sedangkan, apabila suhu diturunkan maka partikel semakin tidak aktif sehingga laju reaksi semakin kecil dan hasil produk nya lebih dominan reaksi SN1.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DERIVAT ASAM KARBOKSILAT

REAKSI SUBSITUSI NUKLEOFILIK SN 1

MEKANISME REAKSI E2 (BIMOLEKULAR)